DESALINASI AIR LAUT: dari air garam menjadi air bersih layak minum

Posted on Updated on

Assalamu ‘alaikum para pembaca di seluruh dunia. Kali ini PPMI Jeddah menghadirkan tulisan yang bertajuk desalinasi air laut yang ditulis oleh salah satu kandidat doktor di KAUST, Rinaldi Medali Rachman. Selamat membaca!

Salam,

PPMI Jeddah

—————————————————————————————————————————–

Bagi yang tinggal atau pernah tinggal di daerah gurun seperti di Saudi Arabia dan sekitarnya, pasti pernah terbesit dalam benak kita, darimanakah sumber air yang sehari-hari kita konsumsi?? Sedangkan kita sadar bahwa daerah yang kita tinggali sebagian besar adalah gurun pasir… Tentunya ada teknologi dibalik ini. Mari simak artikel dibawah ini:

KRISIS AIR

Selain disebabkan oleh lokasi geografis, keterbatasan akses pada sumber air bersih telah menjadi masalah global. Krisis air bersih telah menjadi ancaman hampir di seluruh belahan dunia. Hal ini terjadi karena sumber air alami tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan yang kian meroket dengan tingginya laju pertumbuhan populasi manusia dan semakin gencarnya industrialisasi di berbagai bidang. Dalam hal ini, industri beperan khususnya pada pencemaran sumber air bersih dari limbah buangannya.

Keberadaan air bersih di bumi ini ternyata tidaklah banyak. Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa air bersih berada dalam porsi sangat terbatas dibandingkan dengan sumber air lainnya (air laut). Dalam jumlah ini, terhitung pula porsi air yang tercemar limbah, sehingga netto air bersih semakin kecil jumlahnya.

komposisi air di bumi
komposisi air di bumi

Dari gambar diatas, air laut jelas menjadi potensi yang sangat besar jika dapat dimanfaatkan untuk bahan baku air bersih. Dengan adanya inovasi teknologi, proses produksi air bersih dan layak minum yang berasal dari air laut dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi desalinasi air laut.

AIR LAYAK MINUM dari AIR LAUT?

Air laut telah menjadi bahan baku produksi air bersih bahkan sejak 60-an tahun yang lalu melalui proses desalinasi. Desalinasi air laut merupakan istilah umum yang menggambarkan penyisihan kandungan garam dan pengotor lainnya yang secara alami terdapat pada air laut.

Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui beberapa tahapan, meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut, proses pemisahan garam, dan pengolahan akhir.

Pengambilan air laut

Tahapan paling awal dalam proses desalinasi adalah pengambilan air laut sebagai bahan baku proses. Metode yang umum dilakukan adalah dengan pemasangan pipa kearah laut hingga jarak beberapa kilometer dari pantai. Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut dengan kualitas baik yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya terjadi pada laut kedalaman dangkal. Laju alir pengambilan air laut dilakukan secara lambat untuk mencegah masuknya biota laut ke dalam pipa.

metode pengambilan air laut dengan pipa
metode pengambilan air laut dengan pipa

Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan pemasangan sistem. Namun, dalam hal kinerja, teknik tersebut sangat sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang terjadi seiring dengan perubahan musim dan iklim. Pencegahan biota laut untuk masuk ke dalam sistem juga tidak seefektif yang diharapkan.

pengambilan air laut dengan beach well - dari www.scwd2desal.org
pengambilan air laut dengan beach well – dari http://www.scwd2desal.org

Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan memanfaatkan kondisi geologi lokal pantai untuk menyaring air laut dengan sistem sumur (beach wells). Dengan metode ini, air laut diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface) pantai. Selain itu, teknologi yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan struktur menyerupai penyaringan pasir yang dipasang di permukaan bawah laut (­seabed) untuk mendapatkan bahan baku dengan kualitas tinggi. Metode-metode diatas tercakup dalam sistem  subsurface intake.

pengambilan air laut dengan gallery - dari www.scwd2desal.org
pengambilan air laut dengan gallery – dari http://www.scwd2desal.org

Pengolahan awal

Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku, dalam hal kandungan pengotor, agar ramah bagi proses utama desalinasi. Pengotor yang biasa terkandung dalam air laut mencakup makromolekul (pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan mikromolekul (unsur penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang dilakukan pada umumnya mencakup koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation-flocculation-sedimentation), membrane tekanan rendah (low pressure membrane), penyaringan dengan media (media filter) dan catridge filter. 

contoh rangkaian proses pengolahan awal - dari www.wateronline.com
contoh rangkaian proses pengolahan awal – dari http://www.wateronline.com

Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses desalinasi karena menentukan stabilitas dan kinerja proses dengan semakin tingginya kualitas air umpan. Dari segi ekonomi, proses pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari keseluruhan biaya proses. Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat mungkin dilakukan dengan aplikasi alternatif pengambilan air laut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan bahan baku yang kualitasnya lebih baik saat, proses pengolahan awal akan lebih ringan sehingga mengurangi konsumsi bahan kimia proses serta mengurangi jumlah peralatan proses dan pada akhirnya  menurunan biaya operasional serta meningkatkan performa dan stabilitas proses.

Proses Inti

Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan mengalami proses penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih. Berdasarkan teknik pemisahan garamnya, proses desalinasi dikategorikan menjadi dua: berbasis panas dan berbasis membran.

Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada tekanan rendah sehingga menghasilkan uap air pada temperatur rendah. Pada proses ini, hanya air saja yang mengalami penguapan, sehingga setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap, akan dihasilkan air bersih tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan multi effect distillation adalah contoh teknologi desalinasi dengan berbasis panas.

skema pemisahan air laut berbasis panas - dari www.roplant.org
skema pemisahan air laut berbasis panas – dari http://www.roplant.org

Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas untuk pemisahan garam dari air laut, teknologi membran menggunakan energi tekanan. Membran adalah istilah umum untuk saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara selektif – hanya bahan-bahan tertentu yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini. Tipe membran yang digunakan sangat bergantung pada aplikasi. Khusus untuk desalinasi, digunakan reverse osmosis (RO) membrane dengan karakter tak berpori yang mampu melakukan pemisahaan pada level ion, termasuk garam dengang komposisi utama ion natrium dan klorida.

proses pemisahan dengan berbagai tipe membran - dari www.intechopen.com
proses pemisahan dengan berbagai tipe membran – dari http://www.intechopen.com

Penyaringan dengan membran RO dilakukan dengan cara menekan bahan baku air laut pada permukaan membran sehingga melewatkan air murni pada sisi produk, sementara menahan kandungan garam dan pengotor lainnya ke aliran buangan. Produk air yang dihasilkan sangat murni dengan konsentrasi ion yang sangat rendah.

Pengolahan akhir

Kondisi air murni dengan konsentrasi ion rendah dalam produk desalinasi perlu disesuaikan agar nyaman saat dikonsumsi dan tidak merusak pipa distribusi. Untuk konsumsi, air murni tidak berasa, perlu adanya penambahan mineral supaya rasanya sesuai dengan kualitas air minum: rasa menyegarkan dari air berasal dari kandungan mineral. Kandungan ion yang minimal dapat memicu proses korosi pada pipa distribusi karena kecenderungan pengikatan ion-ion metal pipa agar keseimbangan kimia air tercapai. Pada tahapan akhir penambahan mineral dilakukan pada aliran produk sehingga dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air minum.

Proses desalinasi air laut hingga saat ini terus berkembang di seluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan mengentaskan permasalahan krisis air. Kegiatan penelitian sangat intensif dilakukan dan menyeluruh pada setiap tahapan proses untuk menjadikan proses ini lebih ramah lingkungan, hemat energi dan murah. Proses ini juga cocok untuk diimplementasikan di Indonesia yang merupakan negara maritime dengan garis pantai yang panjang. Studi mengenai energi yang berujung pada kelayakan ekonomi perlu di lakukan lebih lanjut pada implementasi proses ini.

***

Rinaldi Medali Rachman

PhD Candidate in Environmental Science and Engineering

Water Desalination and Reuse Center

King Abdullah University of Science and Technology – KAUST, Saudi Arabia

PhD Research: Feasibility Study of Subsurface Intakes for RO Desalination Systems at Eastern Coast of Saudi Arabia

Email: rinaldi.rachman@kaust.edu.sa

Rinaldi (rey)
Rinaldi (rey)

16 thoughts on “DESALINASI AIR LAUT: dari air garam menjadi air bersih layak minum

    Tomi said:
    March 13, 2013 at 4:35 am

    Assalamualaikum Pak,
    Saya tertarik sekali dgn tulisan Anda. Kalo boleh saya bertanya di tulisan Anda:
    “Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan memanfaatkan kondisi geologi lokal pantai untuk menyaring air laut dengan sistem sumur (beach wells). Dengan metode ini, air laut diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface) pantai. Selain itu, teknologi yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan struktur menyerupai penyaringan pasir yang dipasang di permukaan bawah laut (­seabed) untuk mendapatkan bahan baku dengan kualitas tinggi. Metode-metode diatas tercakup dalam sistem subsurface intake.”
    Q : metode alternatif itu berarti dgn melakukan pengeboran, bukan? biasanya dilakukan pd kondis geologi yg seperti apa? lal
    Q : kalo dihitung2, seberapa untungkah metode desalinasi ini diterapkan di Indonesia bila ditijau dr perspektif ekonomi?
    Q : menurut saya, Indonesia itu kaya akan hujan, drpd memanfaatkan air laut, lebih baik memanfaatkan air hujan untuk dikonsumsi, biar air hujan itu tidak menjadi bencana banjir. bagaimana menurut Anda?
    Terima kasih atas jawabannya Pak

      rey responded:
      March 13, 2013 at 8:17 am

      Waalaikumussalam Pak Tomi, Ahlan.. Hayakallah..

      Terima kasih sebelumnya sudah mampir di tulisan ini. Saya akan coba menanggapi pertanyaan bapak:
      1- Metode subsurface sendiri banyak macamnya. Wells adalah salah satunya, dibangun dengan pengeboran vertikal di dekat pantai. Kondisi geologi yang diharapkan adalah micro-karstic. Pada kenyataannya, investigasi awal kondisi hydrogeologi lazim dilakukan sebelum pengeboran skala produksi, hal ini dimaksudkan untuk mengetes karakter akuifer (kuantitas dan kualitas air, juga daya recovery dengan parameter hydraulic conductivity) dan masih ada beberapa rangkaian test awal. Adapun metode lain seperti seabed filtration, konstruksinya dilakukan dengan dewatering area filtrasi dengan sebelumnya mendirikan dinding turap (sheet piling). Teknologi seabed filtration lebih flexible dengan meminimalisir ketergantungan pada kondisi geologi natural seperti halnya pada wells, karena struktur media filtrasi dapat didesign dan dimodifikasi (engineered media) sesuai dengan kebutuhan.
      2- Teknologi desalinasi dengan RO sudah mulai ramai di Indonesia. Saya kira secara general tentu akan menguntungkan dengan skema produksi dan pemasarannya tepat. Tantangan yang spesifik di Indonesia adalah harga bahan bakar dan listrik. RO menggunakan high pressure pump maksimum 60-an bar sehingga konsumsi energi cukup besar, kondisi ini bisa ditekan dengan penggunaan skema energi recovery untuk menurunkan biaya energi.
      3- Secara teori air hujan akan sangat lebih mudah ditreatment dengan membran untuk menjadi air layak minum, tidak memerlukan high pressure membrane. Namun itu hanya berlaku jika kita bisa mengcapture air hujan sebelum menjadi run-off (jatuh ke tanah dan mengambil pengotor di permukaan). Untuk run-off akan sangat menjadi beban pada proses pretreatmentnya. Perlu juga diingat jika tidak semua daerah di Indonesia mendapat curah hujan yang sama, ada daerah yang jarang hujan, air tanah sangat sulit didapat, namun dikelilingi oleh laut. Desalinasi seharusnya bisa mengambil peran untuk mengentaskan masalah ini.

      Wallahu’alam bissawab.

      – Re

    Tomi said:
    March 13, 2013 at 10:27 am

    Terima kasih atas jawaban Anda,
    Untuk permasalahan ke-3, benar kalau dikatakan bahwa perlu mempertimbangkan beban pretreatment bila memanfaatkan surface runoff. Namun saya pikir, di beberapa daerah Indonesia tersedia danau alami maupun buatan, misalnya Jawa Barat ada Waduk Jatiluhur, Cirata, dsb, di Sumatera ada Danau Toba, Danau Singkarak, dsb. Artinya, resources itu akan lebih mudah diutilized untuk menjadi air layak konsumsi dgn easier than from the sea. Hanya saja perlu memperhitungkan debit input-output dari waduk2 itu.
    Q1 : Seberapa efektifkah air pemanfaatan waduk2 sebagai water resources untuk proses desalinasi?

    reky darma said:
    March 13, 2013 at 2:23 pm

    saya reky darma…boleh nggak kasih petunjuk buat saya,,alamat dan no hp, agar saya dapat menghubungi bapak, karena saya sangat membutuhkan alat untuk merubah air laut menjadi air tawar, karena kami di asmat (papua),,angat membutuhkan, hp 081327222

      Rini Said said:
      May 9, 2015 at 12:29 am

      bisa menghubungi Bapak Febri di 081343783364 untuk pengolahan air asin menjadi air bersih/minum.
      kebetulan beliau pernah mengerjakan instalasi tersebut di daerah Manokwari,Sorong,Biak & Merauke.

    suryadimal said:
    April 10, 2013 at 6:57 am

    pak saya sangat tertarik dgn riset bapak ttg produksi air laut dari air tawar namun saya usul kenapa bapak tidak mengembangkan sistim evaporasi bertingkat (solarcell) karena cocok didaerah timteng yang mempunyai beda temperatur tinggi.

    […] Rinaldi Medali Rachman. DESALINASI AIR LAUT: dari air garam menjadi air bersih layak minum. https://ppmijeddah.wordpress.com/2013/02/24/desalinasi-air-laut-dari-air-garam-menjadi-air-bersih-lay…. […]

    rizky said:
    December 16, 2013 at 2:49 am

    utk NKRI, apa proses air bersih/tawar dr air laut bs memanfaatkan wilayah bakau sebagai ‘sistem penyaring awal’? slain itu, apa bs menggunakan proses elektro-magnetis, fisika-kimia, utk mengurai garam+dll dari air?

    ayu purnama said:
    March 5, 2014 at 2:11 pm

    bapak,apakah kandungan garam dari air laut setelah dipisahkan dapat menjadi butiran butiran garam ? coba jelaskan secara singkat agar para petani di Indonesia tidak kesulitan dalam memproduksi garam dan import garam dapat ditekan. sehingga dengan sentuhan teknologi akan sangat mmbantu para petani garam

    Rohayati said:
    March 26, 2014 at 7:34 am

    Yth. Bapak Rahman

    Saya tertarik dengan tulisan Anda tentang pengolahan air laut menjadi air tawar layak minum.

    Saat ini saya sedang menangani program bantuan kepada masyarakat pedalaman yang sulit mendapatkan air bersih layak minum. Sumber air tanah berasa asin. Satu-satunya sumber air minum adalah air hujan. Air hujan yang mengalir dari atap seng ditampung pada bak penampungan. Kami juga kesulitan untuk uji kualitas air untuk mengetahui kontaminasi yang kemungkinan ada.

    Saya mohon informasi jika ada model penyaringan air laut menjadi air tawar yang sederhana dan mudah diterapkan di daerah terpencil

    Terima kasih atas informasinya
    Wassalam

      yoananda said:
      October 23, 2014 at 6:17 am

      Assalamu’alaikum, saya Yoananda
      mau bertanya apakah air laut yang telah didesalinasi dapat digunakan sebagai pengairan tanaman padi?
      terimakasih

    Alfarizy said:
    December 23, 2015 at 12:14 pm

    Terima kasih sudah berbagi ilmu, ustadz.

    Halimah tusadiah said:
    January 29, 2016 at 9:22 am

    Assalamu’alaikum, saya halimah tusadiah
    Saya tertarik dengan tulisan pa tentang pengolahan air laut menjadi air tawar layak minuum,Bapa sy tugas di Pemda Maluku tenggara yg mana di daerah sy di keliling oleh laut..n air sumur didaerah sy air dominan mengandung kapur (batu gamping),dengan keberadaan daerah yg sprt ini sy tertarik utk mengambil tugas belajar tentang air tanah..(teknik air tanah),sekiranya dg etikat baik sy utk membantu sesama,sy mengambil jurusan tsb..
    sy sangat mengharapkan dari hati nurani bapa yg dalam..bisa menerima sy utk sering penyusunan tesis saya.dan sy sangat membuthkan abstrak dari judul yg bapa susun..DESALINASI AIR LAUT DARI AIR GARAM MENJADI AIR BERSIH LAYAK MINUM, dengan kerendahan hati n hormat sy sy ucapkan Wasalam.

    moch. imam M said:
    June 17, 2016 at 9:30 am

    Assalamu’alaikum,

    Perkenalkan , Nama saya Moch. Imam M., dari Gresik Jawa Timur. Saya tertarik dengan proses desalinasi air laut dengan sistem RO. Kebetulan saya membaca artikel dari Bang Rinaldi di web site :
    https://ppmijeddah.wordpress.com/2013/02/24/desalinasi-air-laut-dari-air-garam-menjadi-air-bersih-layak-minum/

    Hal yang menarik yang ingin saya ketahui adalah, untuk bleed off dari pre-treatment dan reject dari membrane, bagaimana metode pengolahannya ?. Apakah langsung dibuang ke laut atau melalui suatu tahap pengolahan ?. Hal ini tentunya terkait dengan regulasi, yaitu jika dianggap limbah, maka harus diolah terlebih dahulu. Namun ada pandangan lain, sumbernya dari laut, dan jika timbul sisa dari pengolahan, maka boleh dikembalikan langsung ke laut.

    Mohon saran dan pendapat dari Abang tentang hal ini. Mungkin Abang ada referensi best practice fasilitas desalinasi dengan RO di Negara-negara Timur Tengah.

    Terima kasih atas pencerahannya.

    […] Faktanya pemerintah Arab Saudi sendiri banyak mendestilasi air laut untuk kebutuhan air minumnya. […]

Leave a comment